Selasa, 25 Oktober 2016

Cara Menerapkan Kata Ganti Milik Pada Kalimah Isim - ضمير متصل بالأسماء

Cara Menerapkan Kata Ganti Milik Pada Kalimat Isim - ضمير متصل بالأسماء merupakan penjelasan mengenai cara mempraktekan kata ganti yang dihubungkan pada akhir kata/kalimah untuk menyatakan kepemilikan atas sesuatu. Isim dlomir merupakan salah satu jenis kata yang hukumnya adalah mabni.

Sebagai penjelasan singkat mengenai isim dlomir, bahwa isim dlomir ini terbagi atas 2 bagian; pertama isim dlomir munfashil atau kata ganti terpisah dan kedua isim dlomir muttashil atau kata ganti yang dihubungkan pada akhir sebuah kata.

Isim dlomir yang muttashil ini ada yang muttashil pada isim, fi'il dan harf. Pada saat ini kita akan fokus memahami isim dlomir yang muttashil/dihubungkan pada akhir kalimah isim.

Pembahasan ini merupakan hal paling mendasar yang wajib dipahami dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Arab yang baik dan tepat.

Cara Menerapkan Kata Ganti Milik Pada Kalimat Isim yang tepat

Istilah penting

  1. Isim dlomir adalah kata ganti, baik kata ganti untuk orang maupun selain itu.
  2. Dlomir Munfashil adalah kata ganti yang dalam penggunaannya tidak dhubungkan atau digabungkan dengan kalimat lain dalam arti dia berdiri sendiri
  3. Dlomir Muttashil adalah kata ganti yang dalam mempraktekannya harus digabungkan pada akhir kalimah. Baik kalimah fi'il maupun kalimah isim atau haraf.

Lafad-lafad dlomir munfashil adalah هو، هي، أنتَ، أنتِ، أنَا، نحن، هما، هم، هنَّ، أنتما، أنتم، أنتنَّ itulah lafad isim dlomir munfashil yang wajib dikenali dan dipahami. Kemudian apabila dlomir tersebut di gabungkan pada akhir kalimah isim, maka semuanya akan berubah. Perhatikan tabel berikut!
الترجمة أمثلة ضمير متصل ضمير منفصل
Buku-nya (L) كِتَابُهُ ه هو
Buku-nya (P) كتابُهَا ها هي
Buku-mu (L) كِتَابُكَ كَ أنْتَ
Buku-mu (P) كِتَابُكِ كِ أنْتِ
Buku-ku كِتَابِيْ ـِ يْ أنَا
Buku-kami كِتَابُنَا نَا نَحْنُ
Dari tabel diatas bisa dipahami bagai mana dlomir munfashil ketika diubah menjadi muttashil pada kalimah isim. 

Baca juga: 

Kemudian untuk bentuk mutsanna dan jamak bisa dilihat pada tabel dibawah ini;
الترجمة أمثلة ضمير متصل ضمير منفصل
Buku mereka ber-2 (L/P) كِتَابُهُمَا هما هُمَا
Buku mereka (L) كتابُهُمْ هم هُمْ
Buku mereka (P) كِتَابُهُنَّ هنَّ هُنَّ
Buku kalian ber-2 (L/P) كِتَابُكُمَا كُمَا أنْتُمَا
Buku kalian (L) كِتَابُكُمْ كُم أنَتُمْ
Buku kalian (P) كِتَابُكُنَّ كُنَّ أنْتُنَّ
Dari gambaran dua tabel diatas mengenai cara menerapkan kata ganti milik pada kalimah isim bisa juga kamu berlatih dengan menggunakan kata yang lain. Misalnya; قَلَمٌ، بَيْتٌ، فَصْلٌ  dan lain-lain. Namun harus dijadikan catatan juga apabila kalimah isimnya memiliki ta marbuthah pada akhir katanya, seperti مِرْسَمَةٌ  maka ketika akan dihubungkan dengan dlomir muttashil huruf ta ditulis dengan ta biasa, seperti; مِرْسَمَتُكَ dan sebagainya.

Untuk semakin memahami tehnik penerapan dlomir muttashil ini, yang paling penting adalah melakukan latihan dengan istiqomah. Semoga bermanfaat.

Senin, 24 Oktober 2016

I'rab Isim Tatsniyah - إعراب المثنى

I'rab Isim Tatsniyah - إعراب المثنى akan menjelaskan bagaimana penerapan i'rab pada setiap kata/kalimah dalam bentuk mutsanna. Namun, sebelum memulai hal itu ada baiknya Anda memahami dulu istilah-istilah berikut ini.

I'rab Isim Tatsniyah pada setiap jumlah


Istilah penting

Isim tatsniyyah atau sering juga disebut sebagai Mutsanna adalah setiap kata, baik kata sifat, kata benda atau yang lainnya yang memiliki makna dua. Seperti dalam bahasa Indonesia kita menyebutkan "dua buah buku" maka ungkapan seperti itu dalam bahasa arab akan diungkapkan menggunakan pola Mutsanna atau Isim tatsniyyah.
Sebelum memahami bagai mana cara menerapkan i'rab ke dalam isim tatsniyah, maka terlebih dahulu akan kami jelaskan cara mengubah atau membentuk isim tatsniyyah.

Isim tatsniyya dibentuk dari isim mufrad yang ditambahkan alif dan nun pada akhir kata yang mufrad atau dengan menambahkan ya dan nun. Perhatikan!
المثنى المنصوب أو المجرور   المثنى المرفوع الإسم المفرد
كتابَيْنِ كتابان كِتَابٌ
مسجدَيْنِ مسجدان مسجد
جَمِيْلَيْنِ جَمِيْلَانِ جَمِيْلٌ
Dengan gambaran pada tabel diatas, maka sudah bisa di pahami bahwa mutsanna dalam keadaan rafa' ditandai dengan alif dan nun sementara dalam keadaan nasab dan khofad ditandai dengan ya dan nun. Dan untuk lebih memahami bahasan ini sebaiknya baca dulu bab mengenal tanda-tanda i'rab

Sekarang kita praktekan mutsanna ini ke dalam jumlah. Perhatikan!
الكتابان على المكتب
الكتابان berposisi sebagai mubtada, setiap mubtada hukum i'rabnya adalah rafa', tanda rafa'nya adalah alif, karena mutsanna. 

ِإشْتَرَيْتُ الكتابَيْن
الكتابين berposisi sebagai maf'ul bih, hukum i'rab maf'ul bih harus nasab, karena الكتابين adalah mutsanna, maka ditandai i'rab nasabnya dengan ya.

القَلَمُ بَيْنَ الكِتَابَيْنِ
الكِتَابَيْنِ pada contoh ini berposisi sebagai mudlofun ilaih, salah satu syarat mudlofun ilaih adalah wajib majrur dan karena الكِتَابَيْنِ adalah mutsanna, maka ditandai majrurnya dengan ya.

Huruf nun yang ada di akhir kata adalah pengganti dari tanwin yang ada pada isim mufrad.

Kesimpulan

Mutsanna/tatsniyyah adalah kata yang dibentuk dari isim mufrad dengan ditambahkan alif nun pada akhir kata ketika berada pada posisi marfu' serta ditambahkan ya nun pada akhir kata ketika berada pada posisi manshub dan majrur

Minggu, 23 Oktober 2016

I'rab Isim Mufrad - إعراب إسم المفرد

I'rab isim mufrad merupakan rincian pembahasan mengenai isim dzahir dalam bentuk mufrad atau tunggal ketika dirangkai dalam jumlah.

Istilah-istilah Penting
I'rab adalah perubahan syakal akhir kata dikarenakan perubahan posisi kata didalam jumlah yang berbeda. Baca kembali bab i'rab

Mu'rab adalah kata yang bisa diubah syakal akhirnya ketika berada dalam posisi yang berbeda dalam jumlah yang berbeda. Baca kembali bab mengenal tanda-tanda i'rab

mengenal I'rab Isim Mufrad

Jumlah adalah kumpulan kata dalam suatu ungkapan didalam bahasa Arab

Isim mufrad adalah kata benda atau kata sifat bermakna tunggal. Perhatikan kata-kata yang merupakan isim mufrad berikut ini;

Keterangan Terjemah Bahasa Arab
Nama orang (L) - Isim 'alam Muhammad مُحَمَّدٌ
Nama Benda - Mudzakar Buku كِتَابٌ
Kata sifat - Mudzakar Bagus/Indah جَمِيْلٌ
Isim mufrad memiliki 3 i'rab, yaitu; rafa', nasab dan khofad/jar. Perhatikan contoh berikut ini;
KeteranganJenis I'rabالكلمة
Ditandai dengan syakal dlomahRafa'مُحَمَّـدٌ
Ditandai dengan Syakal FathahNasabمُحَمَّـدًا
Ditandai dengan syakal KasrahKhofadمُحَمَّـدٍ
Mari kita tempatkan kalimah Muhammad pada jumlah untuk memahami kapan perubahan syakalnya akan terjadi. Sehingga dengan memahaminya kita tidak akan keliru dalam membuat ungkapan-ungkapan bahasa Arab yang benar.
Keterangan Terjemah الجمـــلة
Berposisi sebagai fa'il yang harus rafa' Muhammad telah datang جَاءَ مُحَمَّــدٌ
Berposisi sebagai Maf'ul bih - Nasab Aku telah melihat Muhammad رَأَيْتُ مُحَمَّــدًا
Berposisi setelah Jar- wajib majrur Aku telah melewati muhammad مَرَرْتُ بِمُحِمَّــدٍ

Kesimpulan

Isim Mufrad ketika rafa' ditandai dengan dlommah, ketika nasab ditandai dengan fathah dan ketika majrur ditandai dengan kasrah.
Bila ada yang kurang faham atau ingin menambahkan penjelasan!, Silahkan masukan di kolom disqus dibawah dan kita bisa berdiskusi bersama. Syukran.

Sabtu, 08 Oktober 2016

Contoh Ungkapan Umum Ketika Berkenalan Dalam Bahasa Arab

Perkenalan adalah hal utama yang harus dipahami dalam membangun komunikasi di lingkungan yang baru, baik secara individu atau pun kelompok termasuk antar suku bangsa. Perkenalan berarti kemauan untuk saling menyapa dan berbagi informasi mengenai profil, pengalaman dan yang lainnya.

Contoh Ungkapan Umum Ketika Berkenalan Dalam Bahasa Arab

Namun penting untuk dicatat, memahami tata bahasa arab terkait Nahwu dan Shorof adalah seseuatu yang harus ditempuh ketika ingin mahir dalam memahami bahasa Arab ini. Untuk itu sebaiknya jangan sampai lupa untuk membaca:

Berikut ini admin sampaikan Contoh ungkapan umum ketika berkenalan dalam Bahasa Arab yang penting dikuasai dan dipahami.

Terjemah
الكلمات
Hai
أَهْلًا وَسَهْلًا
Hai juga
أهْلًا بِك
Semoga selamat/Selamat tinggal
مَعَ السَّلَامَةِ
Sampai Jumpa
إلَى اللِّقَاءِ
Apa Kabar?
كَيْفَ الْحَال؟
Alhmdllah terimakasih
الحمد لله شُكْرًا
Sampai jumpa besok
إلَى الْغَدِّ
Siap Namamu
مَا اسْمُك؟
Namaku.....
أسْمِي 

Keterangan:

Ungkapan أَهْلًا وَسَهْلًا adalah ungkapan informal kepada seseorang atau kepada kelompok orang. Ungkapan ini merupakan ungkapan yang menunjukan keramahan dan kesopanan didalam budaya Arab.

Untuk menanyakan kabar secara umum orang Arab mengungkapkannya dengan كَيْفَ الْحَال؟ yang kita terjemahkan dengan "apa kabar". Tetapi apa bila dipisah maka makna كَيْفَ adalah "Bagai mana?" dan الْحَال artinya adalah "keadaan". Jadi apa bila diterjemahkan dengan harfiah "bagai mana keadaan?". Untuk menjawab ungkapan ini sebenarnya tergantung pada kondisi orang yang ditanyai.

Demikian semoga bermanfaat!

Minggu, 18 September 2016

Penjelasan Naibul Fail - فى بيان نائب الفاعل

Penjelasan Naibul Fail merupakan bahasan lanjutan dari naibul fail pada posting yang lalu. Dengan penjelasan tambahan ini diharapkan akan bisa memberikan sedikit tambahan pemaham mengenai praktek menerapkan naibul fail dalam jumlah.
Penjelasan Naibul Fail - فى بيان نائب الفاعل

1. Naibul Fail adalah isim yang harus marfu' dan ditempatkan setelah fi'il mabni majhul yang awalnya adalah posisi fa'il yang dihilangkan. Ada baiknya sebelum mengkaji naibul fail mengkaji dulu;
Alasan meniadakan fail bisa karena 
  • Karena si pendengar sudah tahu, 
  • Karena memang tidak tahu seandainya disebutkanpun tidak akan memberikan faidah bagi yang mendengar ungkapan yang disampaikan 
  • Karena takut 
Perhatikan contoh berikut!
"هُزِمَ العَدُوُّ وأصل الجملة "هَزَمَ جَيْشُنَا العدوَّ = Musuh dikalahkan. Asalnya adalah tentara kami mengalahkan musush. Kalimah  جَيْشُنَا dihilangkan karena dianggap pendengar sudah mengetahuinya kemudian kalimah العَدُوُّ menempati posisinya dan setelah itu pola fi'il di ubah kedalam pola mabni majhul dengan cara; mendlomahkan huruf awal dan mengkasrahkan huruf sebelum akhir pada fi'ilnya. Hal ini mirip dengan membentuk kalimat pasif didalam bahasa Indonesia.

2. Fi'il yang digunakan bisa dari jenis fi'il yang muta'adi bisa juga dari fi'il yang lazim. Fi'il muta'adi adalah yang memiliki satu maf'ul atau lebih. Sementara lazim adalah fi'il yang tidak membutuhkan Maf'ul bih.
  • Jika fi'ilnya adalah muta'adi yang memiliki satu maf'ul bih maka langkah membentuk naibul fail dengan meniadakan failnya dan menempatkan maf'ul bih pada posisi fa'il yang dihilangkan dan jangan lupa fi'ilnya harus dirubah kedalam pola majhul. Seperti pada contoh di atas
  • Jika maf'ulnya lebih dari satu maka yang ditempatkan pada posisi fa'il yang di hilangkan adalah muf'ul bih yang pertama dan di rafa'kan karenan menjadi naibul fail. Perhatikan contoh berikut!
أُعْطِيَ النَّاجِحُ جَائِزَةً = Yang lulus diberi hadiah. ungkapan ini asalnya adalah:                    أَعْطَي المُعَلِّمُ النَّاجِحَ جَائِزَةً  = Guru memberi hadiah kepada yang lulus. 
  • Jika Fi'ilnya adalah Lazim maka tinggal menghilangkan fa'ilnya dan mengubah fi'il kedalam pola majhul. Sementara yang menjadi naibul fail bisa dalam bentuk syibhul jumlah, yaitu dorf atau jar majrur seperti contoh berikut!
يُتَنَزَّحُ فى الحَدِيْقَةِ = di kebun dibersihkan.
asalnya adalah يَتَنَزَّحُ النَّاسُ فى الحديقة = Orang-orang sedang bersih-bersih di kebun.
3. Fi'il yang disandingkan dengan fa'il disebut fi'il berpola mabni ma'lum dan fi'il yang disandingkan denga naibul fa'il disebut fi'il berpola mabni majhul.

4. Langkah-langkah merubah pola fi'il dari mabni ma'lum ke mabni majhul ketika ingin membuat naibul fa'il adalah sebagai berikut:
  • Jika fi'ilnya adalah fi'il madli, yaitu dengan mendlamahkan huruf awal dan mengkasrahkan huruf sebelum akhir seperti; صَنَعَ menjadi صُنِعَ dan أكْرَمَ menjadi أُكْرِمَ . Jika huruf awalnya adalah ta maka huruf yang kedua sama-sama di dlamahkan seperti ta. Seperti : تَسَلَّمَ menjadi تُسُلِّمَ 
  • Jika fi'ilnya adalah fi'il mudlari', yaitu dengan mendlamahkan huruf awal dan memfathahkan huruf sebelum akhir. Seperti; يَضْرِبُ menjadi يُضْرَبُ
5. Naibul fa'il bisa dibuat dari; isim mu'rab, isim mabni, masdar shareh dan masdar mu'awal.

Dengan memahami tehnik membuat naibul fa'il akan membuat pengalaman berbahasa Arab semakin mengasikakan. Terimakasih.

Sabtu, 17 September 2016

Penjelasan Fail - فى بيان الفاعل

Penjelasan Fail ini merupakan pengembangan bahasan dari bab fail pada tulisan yang telah lalu. Tujuannya adalah memberikan penjelasan yang lebih mendetail mengenai fail sehingga memberikan pemahaman yang lebih jelas bagi para pembaca blog ini terutama Anda yang sedang mempelajari tata bahasa Arab.
Penjelasan Fail -  فى بيان الفاعل

Ta'rif/pengertian

Fail adalah isim yang harus rafa' dan berposisi setelah fi'il mabni ma'lum dan menunjukan pada pelaku sebuah pekerjaan atau sesuatu yang disifatinya. Perhatikan contoh berikut ini!
قَامَ الرَّجُلُ = Lelaki itu sudah berdiri
تَرَافَعَ المُحَامِيَانِ  = Dua pengacara itu sedang mengajukan permohonan
قَاتَلَ المُنَاضِلُوْن  = Kelompok militan itu telah berperang
تَقَرَّرَ إعْلَانُ نَتِيْجَةِ الإمْتِحَان  = Pengumuman hasil ujian telah pasti
Semua kata yang diberi warna biru diatas berposisi sebagai fail yang menunjukan pada pelaku sebuah perbuatan. Pada contoh terakhir menunjukan sesuatu yang disipati.

Ketentuan Fail

1. Jenis kalimah yang bisa dijadikan fail adalah sebagai berikut:
  • Fail bisa dibuat dari isim mu'rab seperti pada contoh siatas dan
  • Bisa juga fail dibuat dari isim yang mabni. Isim mabni adalah kalimah dari jenis isim dzahir, isim isyarah, isim maushul dll. Perhatikan contoh berikut ini!
جَلَسْتُ : التَّاء: ضَمِيْرٌ مَبْنِيٌ فِي مَحَلِ رَفْعٍ فَاعِلٌ = Aku telah menulis ; ta pada jalastu adalah isim dlamir
الرَّجُلُ حَضَرَ = Lelaki itu telah hadir; pada kalimah حَضَرَ terdapat kata ganti yang disiratkan yang disebut sebagai dlomir mustatir dengan memperkiarakan kalimah هُوَ yang kembali pada kalimah الرَّجُلُ.

نَجَحَ هَذَا الطَّالِبُ = Siswa ini telah berhasil. هَذَا  adalah isim isyarah yang berposisi sebagai fai'l dari kalimah نَجَحَ 
Kemudian mengenai penjelasan isim mabni akan dibahas dalam posting berikutnya insyallah.

Selain itu fa'il bisa dibentuk dari masdar mu'awal dari أنْ وَ الْفِعْــلِ contoh: يَنْبَغِى أنْ تَفُوْزَ = Sepantasnya kamu berbahagia. Kalimah أنْ تَفُوْزَ adalah mashdar mu'awal yang berposisi sebagai fa'il. Untuk penjelasan mashdar silahkan simak pada video tutorial bahasa Arab untuk pemula - penjelasan mashdar

2. Ketika membuat jumlah fi'liyyah dan fa'il terdiri dari isim tatsniyyah atau jamak, maka bentuk fi'il selamanya harus dalam bentuk mufrod. Perhatikan contoh berikut!
حَضَرَ المُدَرِّسُ = Guru itu telah datang
حَضَرَ المُدَرِّسَوْنُ = Guru-guru itu telah datang
حَضَرَ المُدَرِّسَانِ = Dua orang guru itu telah datang
3. Apabila fa'il terdiri dari isim mufrad yang mu'annats atau jamak mu'annats salim atau jamak taksir, maka jika fi'ilnya fi'il madi maka harus menambahkan ta sukun pada akhirnya dan ta berharkat pada awal mudlari'. Perhatikan contoh berikut!
سَافَرَتْ / تُسَافِرُ فَاطِمَةُ = Fatimah bertamasya > isim mufrad
سَافَرَتْ / تُسَافِرُ الطَّالِبَاتُ = Para siswi itu bertamasya > Jamak mu'annats salim
سَافَرَتْ / تُسَافِرُ الطُّلَّابُ = Siswa-siswi itu bertamasya > Jamak taksir

Catatan:

Kalimah yang mu'annats terbagi atas dua bagian :
  1. Mu'annats Hakiki, yaitu setiap kalimah/kata yang bermakna manusia atau hewan. Seperti: فاطمة و الهرة
  2. مُؤَنَّث المجارى / Mu'annats Majazi, yaitu setiap kalimah yang menunjukan makna mu'annats tetapi bukan merupakan bagian dari mu'annats hakiki tetapi banyak digunakan oleh orang arab sebagai majaz yang dipakai untuk mu'annats. Seperti ; الشَّمْسُ = Mata hari dan المِنْضَدَةُ = Meja tamu.
Demikian penjelasan fa'il dan semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan silahkan untuk menyampaikannya pada kolom komentar atau hubungi kami

Rabu, 14 September 2016

Cara Mengajar Bahasa Arab Kelas 7

Cara Mengajar Bahasa Arab Kelas 7 adalah judul tulisan yang terinspirasi dari kata kunci penelusuran yang masuk ke blog ini. Dimana kami menangkap ada sebuah kegusaran atau kebingungan dalam mempraktekan teknik pengajaran bahasa Arab di kelas 7. 

Untuk itu dengan posting ini kami ingin membagai pengalaman kami dalam proses mengajarkan bahasa Arab dikelas 7 yang sudah kami lakukan selama ini, dengan harapan bisa memberikan inspirasi dan manfaat bagi para pengunjung blog, terlebih kepada Rekan Guru yang masih dalam tahap memulai pengalaman profesi keguruannya.

Cara Mengajar Bahasa Arab Kelas 7
Banyak metode mengajarkan bahasa Arab ditingkat sekolah menengah pertama yang dapat menjadi pilihan para guru, tetapi dalam praktiknya kadang teori-teori mengenai metode mengajarkan bahasa Arab ini malah menjadi faktor penyebab kekakuan dalam proses mengajar seorang guru. Hal tersebut kami alami diawal-awal menjalani prosesi sebagai pengajar.

Pengalaman yang akan kami share ini adalah pengalaman yang kami lakukan di Madrasah Tsanawiyyah dengan akreditasi B. Dengan begitu rekan guru bisa memahami keadaan dan pasilitas yang ada di madrasah-madrasah dalam tingkatan akreditasi ini. Tujuannya supaya ada gambaran terkait suasana kelas yang kami hadapi selama melakukan proses pengajaran bahasa Arab.
Baca juga : Macam-macam metode pembelajaran bahasa Arab
Sample pengalaman pengajaran yang akan kami bagi ini yang terkait pembelajaran qiro`ah dengan tema Ta'aruf 1.

Proses persiapan mengajar

Dalam proses persiapan selain menelaah Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) maka mengingat segala hal terkait keadaan kelas, mulai dari jumlah siswa, karakternya dan lain-lain ini akan membantu seorang guru dalam menerapkan pilihan metode yang akan dipakai selama proses mengajar yang akan dilangsungkan. Kemudian yang paling penting dalam proses persiapan ini adalah memahami materi pelajaran yang akan diajarkan secara maksimal.

Proses Mengajar

Seperti yang telah baku dan dipakai oleh semua guru, bahwa kegiatan belajar mengajar ini dibagi kedalam 3 sesi. Kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir atau penutup.

Kegiatan Awal

Dengan bermodalkan bahan yang telah maksimal dalam proses persiapan, mengawali kegiatan dengan mengkondisikan posisi duduk para siswa dan kesiapan mereka dalam belajar dilakukan dengan penuh keakraban sekaligus menjadikan suasana pengkondisian ini sebagai waktu untuk memeriksa tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya kepada anak serta sebagai kontrak belajar.

Selesai pengkondisian terkait hal diatas, maka sangat penting penegasan instuksi terkait hal-hal yang akan dan harus dilakukan selama proses belajar oleh para siswa. instruksi tersebut harus benar-benar bisa di pahami oleh para peserta ajar/siswa serta menegaskan tujuan akhir dan hasil belajar siswa.

Kegiatan Inti

  • Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk fokus kepada buku paket yang telah dipegang oleh para siswa dan pastikan semua siswa telah siap melaksanakan setiap inatruksi yang akan di sampaikan.
  • Siswa menyimak
  • Guru memberikan Contoh bacaan
  • Siswa menirukan, mempraktekkan pelafalan sesuai huruf dalam setiap kata, intonasi dan memahami makna
  • Guru memberikan penekanan pada pelafalan dan intonasi serta makna.
  • Guru menjelaskan materi bacaan dan memberikan instruksi
  • Siswa menelaah bacaan selama 30 detik
  • Guru membacakan satu kata dari setiap point ungkapan dalam bacaan
  • Siswa meneruskan bacaan guru dan melengkapi bacaannya dengan kata yang tepat sehingga menjadi ungkapan yang mufiedah/sempurna.
Proses diatas terus diulang dan dikembangkan sesuai materi bacaan hingga proses latihan berakhir. Kemudian disela-sela kegiatan inti ini guru harus memberikan reward kepad satu, sebagian atau semua siswa setelah siswa mencapai keberhasilan dalam setiap bagian dari moment pembelajaran.

Penutup

Inti dari kegiatan penutup adalah penilaian pada hasil belajar siswa oleh guru. Dimana pada kegiatan penutup ini dijadikan verifikasi untuk memastikan nilai hasil belajar bagi masing-masing siwa serta memberikan motivasi kepada mereka untuk melaksanakan tugasnya diluar kelas.

Dalam kondisi tertentu terkadang rangkaian dari proses KBM yang sudah disusun tidak perlu dilakukan secara merangkai sesuai urutan yang tercantum dalam RPP. Seperti pada saat kondisi kelas tidak kondusif, hal ini biasanya terjadi pada jam pelajaran terakhir disaat kebanyakan siswa sudah lelah, maka dalam kegiatan awal bisa langsung memberikan instruksi dan kontrak belajar, sementara untuk pengabsenan dilakukan pada saat kegiatan akhir/penutup.  

Sesungguhnya tidak ada formula yang baku dalam melaksanakan kegiatan mengajar kendati dipetakan dengan perangkat KBM. Namun, kepekaan guru terhadap setiap kondisi sangat diperlukan. Biasanya kepekaan guru akan semakin tajam dengan pengalaman disamping teori dan administrasi yang menjadi penunjangnya.

Terakhir, semoga para guru semakin semangat meningkatkan kwalitas dan kapasitasnya dalam mengajar, terutama para pengajar bahasa Arab yang berada dipelosok yang sangat syarat dengan segala keterbatasan pasilitasnya.

Minggu, 04 September 2016

Penjelasan Khobar II

Penjelasan khobar II ini merupakan bahasan lanjutan dari posting sebelumnya tentang ketentuan dan cara mempraktekan khobar dalam jumlah yang diberi judul Penjelasan Khobar I


4. Sebenarnya tidak disyaratkan mengiringkan khobar kepada mubtada secara langsung. Terkadang posisi khobar dari mubtada terpisah oleh sebuah kata atau jumlah. Namun, yang menjadi ketetapannya adalah khobar selamanya menjadi penyempurna kalimat yang melibatkan mubtada didalamnya. 

Untuk memahami ketentuan ke 4 ini, silahkan perhatikan contoh-contoh berikut ini:
  • الإصلاح الزراعي مفيدة = Perdamaian yang tertanam adalah yang sangat berarti
Kata الزراعي pada contoh diatas adalah kata yang berposisi sebagai Na'at atau Sifat yang memisahkan posisi mubtada dan khobar sehingga tidak bersandingan. Seandainya ungkapan berhenti sampi kata الزراعي, maka ungkapan tersebut tidak sempurna. Jadi, ungkapannya harus dilanjutkan sampai kata مفيدة yang berposisi sebagai khobar yang akan melengkapi makna dari mubtada.
  • صَوْتُ البُلْبُلِ جِمِيْلٌ  = Suara burung bulbul itu indah
Kata البُلْبُلِ adalah kata yang berposisi sebagai mudlofun ilaih yang memisahkan posisi mubtada dengan khobarnya. Sama halnya dengan contoh diatas apabila ungkapan berhenti pada البُلْبُلِ maka ungkapan tersebut tidak akan sempurna dan harus sampai pada kata جِمِيْلٌ untuk menyempurnakannya.

Penjelasan Khobar II
5. Di perbolehkan mendahulukan khobar atas mubtada jika:
  • Ingin menyampaikan hal pokok dari makna yang tersimpan dalam khobar. Contoh; مَمْنُوْعٌ التَّدْخِيْنُ = dilarang merokok! Kata مَمْنُوْعٌ berposisi sebagai khobar yang didahulukan atas khobarnya serta dibaca rafa' dengan dlomah, sementara kata التَّدْخِيْنُ adalah mubtada yang di akhirkan dan dibaca rafa' dengan dlommah.
  • Mubtada dan khobat didahului dengan harf nafi atau istifham dan khobarnya dari kata sifat, seperti; أَ قَائِمٌ أنْتَ؟ = Apakah yang berdiri adalah kamu?. Huruf hamzah pada awal ungkapan tersebut adalah kalimat harf yang berarti 'apakah' sementara قَائِمٌ adalah khobar yang didahulukan dari mubtadanya yaitu أنْتَ
  • Khobar di buat dari syibhul jumlah dan mubtadanya terdiri dari isim ma'rifah, فِى التَّأَنِى السَّلَامَةُ = Dalam kehati-hatian ada keselamatanفِى التَّأَنِى adalah syibhul jumlah yang berkedudukan sebagai khobar yang didahulukan dari mubtadanya.
6. Wajib mendahulukan khobar dari mubtada apabila;
  • Khobar dibentuk dari syibhul jumlah dan mubtada dari isim nakirah yang tidak disifari dan bukan sebagai mudlof, seperti; فِى بَيْتِنَا رَجُلٌ = di rumah kami ada seorang lelaki
  • Khobar terbentuk dari kata yang merupakan pokok utama dalam dalam ungkapan, seperti isim istifham. Seperti; مَتَى الإمْتِحَانُ = Kapan ujian itu?مَتَى adalah isim istifhan/kata tanya yang berposisi sebagai khobar yang didahulukan atas mubtada.
  • Mubtada di hubungkan dengan kata ganti/dlomir yang kembali dilalahnya pada khobar, seperti; للسَّلَامِ تَبَعَاتُهُ 
7. Terkadang khobar untuk mubtada ini lebih dari satu. Perhatikan contoh berikut ini!
الرُّمانُ حُلْوٌ حَامِضٌ = Delima itu manis serta asam. 

Itulah penjelasan khobar II, semoga bermanfaat.